SELUK BELUK KOPI (COFFE)

SELUK BELUK KOPI (COFFE)

Kayaknya, tidak akan lengkap memulai hari ini tanpa
nyeruput apa yang namanya kopi. Kopi bukan lagi
sebagai minuman penghilang rasa kantuk, namun
sudah menjelma menjadi sebuah gaya hidup.
 Di mana-mana mulai menjamur kedai-kedai kopi ternama.
Selain itu, produksi kopi mulai dijual dengan sachet yang sangat praktis.
Tinggal dituang oleh air panas, maka jadilah minuman yang tepat untuk memulai hari.

Terlepas dari kandungan kafein yang bercokol di dalam secangkir
kopi yang masih diperdebatkan, konsumsi masyarakat dunia
terhadap jenis minuman yang tidak hanya hitam itu semakin
meningkat. Total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam kurun waktu
1998-2000 saja. Diperkirakan pada tahun 2010, produksi kopi dunia
akan mencapai 7 juta ton per tahun.

Biar tambah seru, berikut adalah sejumlah fakta unik yang patut kita
ketahui:

1. Kopi yang tiap hari kita minum ternyata memiliki sejarah
panjang. Sejarah kopi diawali dari cerita seorang
penggembala kambing Abessynia (sekarang namanya
Ethiopia) yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia
menggembala, kira-kira sekitar abad ke-9 masehi. Dari sana
lalu menyebar ke daratan Mesir dan Yaman, dan kemudian
pada abad 15 menjangkau lebih luas lagi ke Persia , Mesir,
Turki dan Afrika utara. Namun ada yang mengatakan sejarah
kopi ini berawal dari Abessynia juga, tapi lain cerita, di mana Ali
al-Shadili yang gemar meminum sari biji kopi untuk
membuatnya tetap terjaga demi menjalankan shalat malam.
Dari sinilah akhirnya khasiat kopi menyebar sebagai minuman
penghilang kantuk.

2. Mungkin kopi yang paling unik dan paling enak rasanya adalah
kopi luwak. Konon kabarnya kopi yang asli dari Indonesia ini
diperoleh dengan cara unik: biji kopinya diambil dari kotoran
luwak --binatang sejenis kucing liar. Padahal kopi ini dihasilkan
dari tanaman kopi biasa, hanya buah kopi yang sudah matang
di pohonnya itu dimakan luwak. Yang menyebabkannya
istimewa adalah insting luwak yang hanya memilih buah kopi
terbaik untuk dimakan. Selain itu karena produksinya sangat
sedikit dan rasanya selangit, maka harganya pun naudzubilah
mahal nian. Bayangkan, harganya US$ 300 sampai US$ 600
per kilogram! Namun, tahukah Anda, ternyata kopi luwak itu
keberadaannya saat ini sudah tidak eksis lagi. Ada banyak
faktor, mulai dari berkurangnya lahan tanaman kopi hingga
semakin berkurangnya satwa luwak di alam liar. Untuk itu,
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) berupaya
meningkatkan produksi kopi luwak dengan menangkarkan
kembali luwak yang akan disebar di Kebun Percobaan
Andungsari, Kabupaten Bondowoso.

3. Kopi ternyata tidak begitu saja menjadi salah satu minuman
favorit dunia yang digemari. Awalnya di Italia, pendeta-pendeta
melarang umatnya minum kopi dan menyatakan bahwa
minuman kopi tersebut dimasukkan sultan-sultan muslim untuk
menggantikan anggur. Bukan hanya melarang tetapi juga
menghukum orang-orang yang minum kopi. Tidak hanya di
Italia, di tahun 1656, Wazir dan Kofri, Kerajaan Usmaniyah,
mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi.
Bukan hanya melarang kopi, tetapi menghukum orang-orang
yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada pelanggaran
pertama. Di Swedia, konon Raja Gustaff II pernah menjatuhkan
hukuman terhadap dua orang saudara kembar. Yang satu
hanya diizinkan meminum kopi dan yang satu lagi diizinkan
hanya nyeruput teh. Siapa yang terlebih dahulu mati, maka
dialah yang bersalah dalam satu tindak pidana yang dituduhkan
terhadap mereka. Ternyata yang mati duluan adalah peminum
teh pada usia 83 tahun. Gara-gara itulah, masyarakat Swedia
menjadi sangat tergila-gila dengan kopi, bahkan paling fanatik
di dunia. Sehingga sampai sekarang negara-negara
Skandinavia kini peminum kopi tertinggi per kapita di dunia.
Setiap orang bisa menghabiskan 12 kg lebih per tahun.

4. Dulu awalnya, Indonesia merupakan pengekspor kopi
terbesar dan terbaik di dunia. Dan tahukah Anda, hal itu
terjadi sebelum tahun 1880-an, dimana pada tahun tersebut
terjadi wabah hama karat daun yang memusnahkan kopi
arabika yang ditanam di bawah ketinggian 1 km di atas
permukaan laut, dari Sri Lanka hingga Timor. Brasil dan
Kolombia akhirnya mengambil alih peran sebagai eksportir kopi
arabika terbesar, sampai kini. Dan pada masa jaya itu, industri
kopi di Jawa pernah berpameran di AS untuk memperkenalkan
kopi, sehingga publik AS mulai mengenal kopi dan menjuluki
minuman itu dengan nama Java


Category Article

What's on Your Mind...

bergabung bersama kami